NORA
Judul: Das Leben Der Nora Joyce
Judul Asli: NORA. A Biography of Nora Joyce
Penulis: Brenda Maddox
Penerbit: Goldmann, Köln, 1990
Tebal: 710 Halaman
Kata Pengantar
Tanpa Nora, kemungkinan Joyce tidak menulis “Ulysses.“
Brenda Maddox lahir di Massachusetts, belajar di Harvard dan London School for Econimics. Dia tinggal di London sebagai redaktur bidang politik dalam negeri majalah “Economist.“ Dia bertahun-tahun menulis tentang Irlandia Utara dan Irlandia. Maddox anak blasteran antara Italia dan Irland. Kala itu orang tuanya beremigrasi ke Amerika. Minat menulis Biografi Nora dipicu oleh sebuah seminar dari John Kellher berjudul “Sastra Anglo-Irlandia.” Kellher menyebut, kalau keluarga Joyce di rumah berbicara bahasa Italia. Dia berkesempatan pertama kali bertemu Richard Ellmann dan memberitahu tentang rencana menulis Biografi Nora. Namun Ellmann skeptis. Dia katakan, kalau hanya terdapat sedikit surat, di samping banyak kawan-kawan Nora sudah meninggal. Joyce dan Nora dikatakan Ellmann jarang berpisah. Sebab itu tak cukup materi untuk sebuah tulisan biografi yang akan mengangkat tema feminisme. Sebelum Ellmann meninggal bulan Mei 1987, pikirannya berubah dan bersedia membantu Maddox. Walaupun dia sudah mulai terserang penyakit syaraf yang berakibat kelumpuhan. Bahkan Maddox diberi banyak saran dan menjawab beberapa pertanyaan. Dari Ellmann lah Maddox mendapat nama-nama dan alamat beberapa orang yang bisa dihubungi, termasuk bibi Nora yang masih hidup bernama Josephine. Maddox sebaliknya menunjukkan sebuah artikelnya yang dimuat pada New York Times Book Review berjudul “Bisakah Nora Memasak?” Ellmann menjawab, tidak, sebaliknya Mary Ellmann, istrinya menjawab, Nora sangat suka memasak. Pada buku ini juga disebutkan, Arthur Power, kawan Joyce di Paris menulis buku tentang wawancara dengan Joyce. Maddox mulai menulis Biografi Nora, setelah Nora memberi kesediannya. Bagaimana Nora yang sebagai room-girl di hotel Dublin mampu bertahan selama 37 tahun bersama Joyce? Joyce mengakui telah menerima 13 surat dari Nora, sejak perkenalannya enam minggu pertama. Perlahan-lahan Nora terpengaruhi gaya Joyce. Nora menulis seperti dia bicara. Dia menarik, penuh gairah, berani, spontan, dan banyak bicara. Bagi Joyce kehidupannya bagaikan materi seninya. Hidup dan seni jelas-jelas berada di tangannya. Joyce pernah bilang, “Fantasi adalah Ingatan.” Ulasan di atas adalah hanya pengantar oleh Maddox.
Daftar Isi
1. Lily
2. Bertha
3. Molly
4. Anna Livia
***
1. Lily
Para lelaki sekarang di kepalanya hanya ada obrolan dan ujung-ujungnya mengajak ke ranjang.
(The Death)
Di Irlandia pada abad ke 19, tepatnya tahun 40-an banyak dilanda krisis pangan. Logis adanya banyak warga beserta keluarganya ingin beremigrasi mencari pekerjaan yang lebih layak, utamanya ke Inggris. Arus emigrasi masih sama hingga abad ke 20. Dari pelabuhan Dublin ke London bisa ditempuh dengan dua cara, pesawat yang hanya perlu satu jam dan biayanya dua kali lipat daripada dengan kapal laut yang labih lama waktunya. Pada hari Sabtu, 8 Oktober 1904, seorang gadis berparas jangkung serta berambut hitam kemerah-merahan dengan mengenakan mantel pinjaman warna cokelat berada di pelabuhan. Gadis tersebut bernama Nora Bernacles. Dia tidak memberitahu keluarganya yang berada di kota Galway. Dia tinggalkan tempat kerjanya di hotel Finn di Dublin sebagai room-girl. Nora yang berusia 20 tahun itu bersama pacarnya James Joyce (Belakangan biasa dipanggil dengan Jim). Nora bukan hendak pergi ke Amerika yang kebanyakan orang-orang lakukan dan tidak pulang lagi, melainkan dia mengikuti Jim akan menuju London, Paris dan Zürich. Untuk melepas kepergian dua sejoli itu diantar John Joyce (Ayah Joyce), Josephine (Tante Joyce), Poppie (Kakak perempuan Joyce), Stanislaus (Adik Joyce) serta beberapa anak kecil. Ayah Jim sadar, dua sejoli itu sedang dilanda api asmara. Sebelumnya Jim sudah pernah ke Paris akhir tahun 1902 sampai awal tahun 1903. Selama empat bulan di Paris itu Jim hendak belajar, namun harus pulang lagi, karena ibunya meninggal. Sedang Nora sendiri awalnya nekad meninggalkan rumah pamannya Tommy di Galway merantau ke Dublin dan bekerja di hotel Finn. Sekarang ini dia benar-benar akan mengukir petualangan hidupnya keliling daratan Eropa bersama kekasihnya. Sejak Nora masih bekerja di hotel Finn, sesungguhnya dia merasa malu, kalau Jim berkunjung. Bahkan pemilik hotel tersebut tidak suka Nora punya pacar seorang pengarang yang tak punya pekerjaan. Apalagi saat itu Jim bernampilan model bohemian dengan pakaian amat sederhana, bersepatu kotor dan bertopi anyaman. Nora berpikir dalam hati, apakah Jim itu cukup pintar? Lebih baik memilih kawin dengan pemilik toko atau dokter atau guru. Namun cinta yang membara dengan seorang pengarang benar-benar tumbuh dari hatinya terdalam. Meski demikian Jim belum pernah mengutarakan cintanya. dia hanya mengakui tak pernah punya kawan sedekat dengan Nora. Nora pun isi hatinya tak jauh berbeda. Ketika kobaran cinta melahap hidupnya, Jim menulis cerita pendek berjudul “Eveline.” Seorang gadis asal Dublin yang berusia 19 tahun. Gadis itu ciri-cirinya persis dengan sosok Nora. “Eveline” akhirnya menjadi salah satu judul kisahnya pada novel “Dubliners.” Kisah ini melompat pada tahun 1920 di Paris. Saat itu di daerah Tuilerien Nora sedang berjalan-jalan dengan Lucia, anak perempuannya dan seorang sahabat perempuan asal Irlandia. Ketika kedua gadis itu melihat penjual es, langsung berlarian. Phyllis Moss, kawan Lucia berkata, ”apa kata ibu Joyce tentang kita?” Nora menjawab dengan aksen khas kota kelahirannya Galway, ”Kalau kamu tahu, betapa aku berasal dari keluarga yang sederhana.” Nora lahir pada bulan 21 atau 22 Maret 1884 di Irlandia barat. Statistik menyebut pada tahun 1840 jumlah penduduknya 8 juta. Akibat krisis pangan dan kelaparan penduduknya menurun 4,5 juta di tahun 1920. Kota Galway sebagai pintu masuk ke dunia pengarangan Joyce. Sebelum mengenal Nora, Joyce belum pernah ke Galway. Ayah Nora bernama Thomas Bernacles yang bekerja sebagai tukang membuat roti, sedang ibunya bernama Annie Healy sebagai seorang penjahit. Nama Nora tertulis: Norah. Adapun Bernacles di Irlandia barat biasa untuk sebutan seekor angsa (barnacle goose). Angsa besar yang hidup di danau itu biasa disebut bernekke. Untuk menghormati Nora, Joyce sering menyisipkan istilah burung ini juga pada coretan-coretannya di novel Finnegans Wake. Dua saudara perempuan Nora lainnya bernama Mary dan Kathleen. Ayah Nora buta huruf, sehingga ketika pelaksanaan pernikahannya dengan Annie Healy harus ditandatangani dengan huruf: X. Namun Michael Healy, paman Nora sebagai seorang terpandang di Galway. Sebelum Nora meninggalkan Galway tahun 1904, orang tuanya sudah berpindah rumah selama tujuh kali. Bekas rumah ibu Nora sejak tahun 1899 sampai tahun kematiannya tahun 1939 di Bowling Green No:8 (Dulu No:4) kini banyak didatangi para pelancong yang gemar sastra.
Nora punya sahabat sejak kecil bernama Emily Lyons. Sayangnya sahabat karib ini emigrasi ke Amerika. Saat itu Nora menangis tiada henti. Nora belajar sampai usia 12 tahun, memang pada masa itu dianggap normal. Belakangan sering terdengar pelancong di Martello-Tower di Sandycove Dublin yang bilang, ”Coba bayangkan, Nora itu buta huruf.” Pada Oktober 1892 Nora masuk sekolah tingkat rendah di biara “nationale.” Di situ lah dia belajar agama, membaca, menulis, struktur, geografi, musik, dan pekerjaan tangan.
Joyce memindahkan kisah sekolah Nora ke dalam Ulysses dengan ungkapan Molly Bloom mendapat nilai bagus pada pelajaran orthografi. Pada masa sulit ekonomi, Joyce membantu ayah mertua, walaupun dia sendiri belum pernah bertemu. Seorang tukang foto di Galway bernama Simmons memgambarkan sosok Nora sebagai gadis yang tinggi nenyerupai perempuan dewasa. Catherine Healy, nenek Nora adalah langganan Simmons. Belakangan foto Nora saat masih gadis itu ditemukan di Triest, Italia. Norman Mailer mempersamakan kecantikan Nora mirip dengan Marilyn Monroe. Dan gadis-gadis sebaya Nora itu ada puluhan jumlahnya saat itu. Nora saat itu jalan dengan langkah pasti dengan kepala tegap. Pada Ulysses, tokoh Deasy bilang, ”Kita orang-orang Irlandia adalah anak-anak raja.” Belakangan Joyce mengakui Nora mirip ratu. Sebelum mencapai usia 13 tahun Nora sudah punya banyak pacar. Salah satunya bernama Michael Feeney berusia 16 tahun dan juga guru. Nora mengenalnya sejak kecil, karena rumahnya berdekatan di William Street West. Tahun 1897 akibat penyakit tifus, dia meninggal. Nora sedih, apalagi nenek yang paling dicintainya juga meninggal pada usia 67 tahun. Sekarang orang-orang yang dicintai Nora sudah pergi semua, termasuk Emily Lyon ke Amerika. Tahun 1901 tentang nasib Nora selanjutnya tidak jelas. Dia tinggal di rumah orang tuanya Bowling Green 8 dan bekerja sebagai tukang cuci. Belakangan muncul pada karya Joyce berjudul “Tukang Cuci.” Sejak 1904 dia tinggal bersama pamannya Tommy di New Docks Street. Pada tahun 1897, Mrs. Healy meninggal dan Tom Healy masih belum kawin. Kemudian Nora berpindah tempat tinggal ke rumah neneknya. Kisah ini diabadikan oleh Joyce pada cerita “The Death” pada “Dubliners.” Pada halaman akhir “The Death,” tertulis Gretta Conroy adalah gadis Irlandia dari wilayah barat berambut kemerahan menangis mengingat seorang anak muda. Pacar Nora yang lain adalah Michael Bodkin berusia 20 tahun juga meninggal. Anehnya kematian kedua pacarnya, Feeney dan Bodkin secara beruntun. Joyce mendekonstruksi dari “Feeney” menjadi “Furey.” Menurutnya dari sudut bunyi cocok, juga masih ada pertautan kejiwaan. Tentu saja Joyce tidak suka dua mantan pacar Nora, namun dia suka memainkan drama bermodal telinga mendengarkan kisah-kisah lama Nora. Sungguh sulit dipercaya seorang gadis punya dua pacar dan mati bersama dalam waktu yang tidak jauh. Sosok Nora diubah menjadi Bertha. Joyce mencatat, Bodkin meninggal, Kearn meninggal di biara dan gadis itu sebagai pembunuh kedua lelaki itu. Ditambahkan lagi, ketika Nora berusia 16 tahun, ada pendeta muda yang main mata dengannya. Nora diundang minum teh di rumah pendeta tersebut. Tiba-tiba Nora ditarik ke pangkuan pendeta, lalu tangan pendeta itu meraba ke bawah roknya. Nora mengelak dan seharusnya bilang, kalau itu perbuatan dosa. Ketika Nora di kursi pertobatan dan menceritakan pada pendeta yang sama, pendeta itu menolak, Nora seharusnya tidak perlu menyebutkan, bahwa itu perbuatan pendeta, sebut saja “seorang lelaki.” Kemudian Nora punya sahabat perempuan terbaik bernama Mary O`Holleran. Nora tumbuh sebagai gadis dewasa. Dia sering sebut nama “Tuhan” juga kadang mengumpat “Bangsat.” Bahkan dia tidak merasa rikuh untuk mengatakan, bahwa jembutnya sudah tumbuh subur, lalu dia memotongnya lebih pendek. Kelakuan muda Nora dan kawannya Mary sering konyol. Mereka sering mencuri permen dan membohongi timbangan saat membeli permen. Ada lagi yang bernama Jim Connel, anak tetangga itu sering jadi korbannya. Jim yang belum bisa baca itu diisukan, kalau akan dapat surat panggilan resmi dari Amerika. Nora dan Mary mengelabuhi dengan membuat surat palsu. Tentu saja Jim marah besar. Namun yang belum terungkap adalah masa transisi antara Nora di sekolah dan sebelum meninggalkan Galway. Ketika Nora akan menyeberang jembatan O`Brien bertemu dengan William Mulvagh, seorang ahli hitung dagang. Kemudian Joyce mengubah nama Mulvagh ke dalam tokoh di Ulysses menjadi nama Mulvey. Nora suka berdansa. Sementara itu Willi jatuh cinta pada Nora. Namun bagaimana hubungan Willi dan Nora selanjutnya tidak diketahui. Setidaknya pada monolog interior Molly Bloom, Joyce menulis, “Mulvey was the first.” Kisah selanjutnya samar. Meskipun begitu Nora seperti gadis Irlandia lain sadar, sebagai gadis sangat berbahaya, kalau hamil bisa celaka. Belakangan Stanilaus seharusnya menulis surat, ”Bila pasangan suami istri dan perempuannya sudah tidak perawan sebelum nikah, lelaki akan tergantung.” Ditambahkan kota Galway tradisinya lebih longgar ketimbang Dublin.
Pada tanggal 10 Juni 1904 Joyce bertemu Nora di Nasau street, Dublin. Ucapan Joyce persis seperti Willie Mulvagh saat menyeberang jembatan di Galway. Pada usia 18 tahun review Joyce dimuat di Forthnightly Review yang terbit di London. Saat itu Joyce mulai dikenal kawan-kawannya dan gurunya, ditafsirkan akan menjadi seniman. Joyce kala itu sudah mengaggumi Heinrik Ibsen, dramawan beraliran realisme dari Norwegia. Di samping menulis Joyce dikenal punya suara tenor tinggi dan sangat kagum dengan vokal:U dan O. Belakangan kedua anaknya diberi vokal U dan O, yakni U untuk Lucia dan O untuk Giorgio. Juga dua tokoh penting temuannya pada Ulysses, yaitu: Molly dan Leopold Bloom. Postur Joyce 177 cm, kurang lebih sama dengan Nora.
Finn hotel yang terletak di Leinster street, Dublin hanya terdiri atas 12 kamar. Meski demikian letaknya yang strategis di tengah kota dengan arsitektur bangunan abad 18 membuat hotel tersebut cukup bergengsi. Nora boleh menyewa kamar pada lantai atas hotel. Di situ pula tinggal Oliver St Gogarty, kawan Joyce yang cukup kaya. Ketika Joyce masih kuliah di University College mengambil jurusan khas perempuan, yakni bahasa Italia dan Prancis. Sehabis study dia empat bulan ke Paris untuk belajar kedokteran dan hukum, juga mencoba belajar jurnalisme sastrawi. Di Paris Joyce kelaparan dan sakit gigi luar biasa, ditambah ibunya meninggal tahun 1903, sehingga dia harus pulang ke Dublin lagi. Selama Joyce bersama Nora, ada tiga kawan dekat Joyce, Gogarty (dulu mahasiswa kedokteran), Vincent Cosgrave (juga mahasiswa kedokteran), dan John Francis Byrne, kawan yang terakhir ini menjadi sosok Cranley pada A Portrait Of The Artist As A Young Man.
Pekerjaan Nora di hotel Finn tidak banyak. Hampir setiap malam kedua dia tidak ada pekerjaan, bahkan kadang tiga malam berturut-turut tidak ada pekerjaan. Dia tak hanya mengurus kamar hotel, tapi juga melayani di bar. Apalagi dia termasuk orang yang fleksibel. Di hotel tersebut ada tamu yang bernama Mr Holoan yang tertarik dan ingin kawin dengan Nora dengan mempersiapkan sebuah kondom. Kisah ini diceritakan Joyce dan Joyce mengabadikannya pada novelnya, “Portrait” pada judul “The Death,” ada tokoh pelayan restoran bernama Lily yang mengatakan dengan muram, ”Para lelaki sekarang di kepalanya hanya ada obrolan, ujung-ujungya mereka ingin mengajak ke ranjang.” Rendezvous antara Joyce dan Nora pada tanggal 16 Juni 1904. Dan momen penting ini sebagai cikal bakal permulaan novel Ulysses. Rendezvous itu dilakukan di ujung Merrion Square, tapi Joyce tidak mengajak Nora ke teater atau kafe, melainkan ke arah pelabuhan di bagian timur kota. Di tempat sepi itu Nora membuka kancing celana Joyce dan menyelinapkan tangannya. Pukul setengah sebelas, dia harus kembali bekerja di hotel lagi. Tabiat Nora itu mirip prostitusi yang banyak beroperasi di Nasau Street. Kisah percintaan pemuda Dublin dengan pelayan hotel ini juga tertuang pada novel “Dubliners” dengan judul “Two Gallants.” Fantasi cinta Joyce seabagai alter ego-nya juga digambarkan pada Ulysses dalam tokoh bernama Stephan Dedalus. Dalam perjalanan di kapal tahun 1904, Joyce juga bercumbu dengan Nora yang dia kenang dengan, “ciuman selama dua puluh lima menit.” Seminggu setelah rendezvous, Joyce jalan-jalan dengan Vincent Cosgrave dan membicarakan gadis lain yang atraktif. Namun tetap saja Joyce terbui dengan Nora bahkan seusai pertemuannya itu hampir tiap bulan menghasilkan kumpulan puisi yang diberi judul amat elok, “Kasihku yang Kulihat Dalam Busana Tipis.” Belakangan setelah keduanya tinggal sepuluh tahun di Italia, Joyce sering mengeluh tentang hujan dan langit yang buram. Joyce suka bangun pagi untuk menulis. Pada awal-awal bertukar surat, Joyce mengira Nora buta huruf. Anggapan Joyce ini juga muncul pada novel “Portrait.” Pada 12 Juli Joyce minta agar Nora menjawab suratnya dan Nora lakukan. Keseluruhan surat Nora pada Joyce ada 13 buah. Joyce punya ketakutan terhadap eksistensi dan kelaparan, sementara Nora punya perspektif yang beda tentang Dublin. Kedua ayah Nora dan Joyce sama-sama bekas pemabuk. John Joyce, (ayah Joyce) punya 10 anak, dan Tom Bernacles, (ayah Nora) punya enam anak. Keluarga Joyce seperti nomaden, sejak Joyce lahir sampai Joyce berkenalan dengan Nora terhitung sudah 13 kali pindah tempat tinggal. Pada usia enam tahun Joyce sudah dikirim ke asrama. Kisah ini juga diselipkan Joyce pada novel “Portrait.” Joyce akui pertama kalinya melakukan hubungan seks pada usia 14 tahun dengan seorang prostitusi. Bahkan pernah sekali terkena penyakit kelamin. Ketika Joyce pertama kali selama empat bulan di Paris, dia mengenal fantasi homoseksual dan sadomasochistis. Nora bagi Joyce adalah juru selamat dan Joyce pernah nulis pada Nora, “bagiku kau adalah pernah sebagai lelaki. Apa yang aku anggap perawan bagi gadis adalah sebagai seorang lelaki.” Lagi-lagi fantasinya dia tulis pada novelnya “Stephen Hero.” Suatu saat ayah Joyce tertimpa banyak hutang, akibatnya dia harus menjual tanahnya di daerah Cork pada tahun 1894 untuk membayar hutangnya. Setelah itu ayah Joyce juga harus menjual rumahnya. Tak ada kesamaan antara May Joyce (Ibu Joyce) dan Annie Barnacle (Ibu Nora). Ibu Joyce meninggal pada usia 44 tahun, karena penyakit kanker. Dia hampir tiap tahun selalu melahirkan anak. Stanislaus yang anti Katholik dan anti tradisi Irlandia mengkritik kepasifan ibunya dengan bilang, “Dia seharusnya menolak melahirkan.” Ibu Nora sebaliknya, dia tidak takut atas desakan tradisi yang merugikan tubuhnya sendiri. Ketika Joyce berusia 13 tahun, dia pernah menduduki pangkuan pembantu perempuan di rumahnya. Bahkan kepala sekolah lewat ibu Joyce, memperingatkan, kalau Joyce bertabiat yang menjurus ke dosa, tapi ayah Joyce mengelak. Dengan berjalannya sang waktu, Nora menyadari, kalau parnernya termasuk orang intelek. Joyce menerbitkan lagi dua kumpulan puisi tentang cinta, keduanya diilhami dari sosok Nora. Pada 13 Agustus adalah tanggal kematian ibu Joyce dan dia kirimkan karyanya yang dimuat pada “The Irish Homestead.” Juga judul “The Sister,” yang berkisah tentang pendeta yang konyol menghiasi sub judul novel Dubliners. Nora meluncurkan surat pada Joyce sangat romantis dengan pembuka, Sayangku,Kesepian yang kutemukan, sejak kita berpisah kemarin, sebagai pelarian dari sebuah keajaiban. Norah Barnacle Phillip Herring, ahli menganlisis karya Joyce menganggap, interior monolog panjang dari Molly Bloom pada Ulysses bersumber dari pribadi Nora. Pada 27 Agustus Joyce mengajak Nora menghadiri sebuah konser, dimana Joyce akan menyanyi. Joyce tampil di panggung dengan lagu khusus yang dirancang untuk Nora dengan judul, “My Love is from a Far Countree,” dan “In Her Simplicity.” Nora memuji keindahan suara Joyce. Kritikus dari Freeman`s Journal menulis, Joyce punya tenor tinggi. Belakangan Nora ungkapkan pada kawan-kawannya, seharusnya Jim jadi penyanyi. Cinta Joyce pada Nora diungkapkan pada Peppi (saudara perempuan Joyce), namun ketika dia ceritakan pada Stanislaus (adik Joyce), disambut dengan dingin. Perlahan-lahan Joyce memanggil Nora dengan sebutan, “Sayangku.” Joyce pada musim panas berpindah rumah ke rumah orang tua yang tidak terawatt. Awal September dia berpindah lagi ke Martello-Tower yang terletak di pantai selatan Dublin, dimana kawannya Gogarty telah menyewa di situ. Martello-Tower termasuk deretan tembok kota yang dibangun pada awal abad 19. Mrs. Gogarty berasal dari Galway, tempat Nora berasal. Joyce merasa nyaman tinggal di Martello-Tower, dia bisa memandang pelabuhan Dublin. Nora menulis surat yang romantis lagi, penggalannya sebagai berikut:Sejak kemarin malam aku merasa lebih nyaman, tapi malam ini aku sedikit kesepian. Tak ada yang bisa kulakukan, kecuali membaca suratmu yang panjang. Namun aku tak tahu maksudnya, besok malam akan aku bawa dan mungkin kamu bisa membantu menjelaskan. Di Martello-Tower sering ada guntur, ketika cuaca buruk. Rupanya Joyce sangat takut pada guntur. Suatu saat di tengah malam, suara guruh bergelegar dan Joyce lari ke rumah saudara misan. Sejak itu dia tidak kembali ke Martello-Tower lagi, termasuk tidak mau mengambil barang-barangnya. Kisah guntur di Martello-Tower ini juga dijadikan latar awal cerita Ulysses. Rencana Joyce untuk membawa pergi Nora dari Dublin, dia utarakan pada J.F. Byrne, juga disampaikan para Mrs. Josephine Murray (Tante Joyce). Tante Josephine menggantikan peran May Joyce (Ibu Joyce) setelah meninggal dan masih punya sembilan anak. Pada 17 September 1904, Joyce melamar sebagai guru bahasa Inggris. Miss Gilford dari sekolah Berlitz School Continent, pada 4 Oktober menjelaskan ada lowongan bukan di London, melainkan di kota Zürich, Switzerland. Berangkatlah pasangan Joyce dan Nora menuju Switzerland. Biaya dengan naik kapal itu sebesar 3 Pfund 15 Shilling untuk satu orang. Dua orang menjadi 7 Pfund 10 Shilling. Sementara itu mereka dapat uang saku dari Lady Gregory 5 Pfund, George Russel (Penerbitnya) 10 Shilling, ayahnya Joyce memberi 7 Pfund. 3 puisi Joyce juga belum dapat honor. Sesampai di Zürich yang masyarakatnya sehari-harinya menggunakan bahasa Jerman, Joyce dan Nora dijuluki “Die Joyce”, “Yoice?”, “Tscheuss?”, “Zois?” (Sigit Susanto)
(masih…berlanjut……)
diposkan 17 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar